Petugas Haji Kloter 1 Embarkasi Banjarmasin 2010

Ketua Kloter (TPHI) : Drs.H.Munadi Sutera Ali, M.M.Pd. Pembimbing Ibadah : H.Sarmadi Mawardi,Lc.,S.Pd.I Dokter (TKHI) : dr.Hj.Nor Salehah Paramedis (TKHI) : H. Irpani,S.Kep Paramedis (TKHI) : H.Gunawan,S.ST. TPHD : Drs.H.Gazali Rahman,M.Si

Senin, 18 April 2011

MEREKA YANG TURUT MENGENANG SANG KIYAI

IN MEMORIAM KH.IDHAM CHALID
TUHAN TELAH MEMANGGIL KH. IDHAM CHALID
Mantan ketua DPR/MPR periode 1972-1977 di era pemerintahan Soeharto, KH.Idham Chalid meninggal dunia pada minggu 11 Juli 2010, di rumahnya yang berdampingan dengan pondok pesantren Daarul Maarif, Cipete, Jakarta Selatan.
Menurut kompas.com politisi santun ini terkena serangan jantung yang dahsyat pada 1999, dan menderita stroke sehingga lumpuh total. “Pada serangan jantung itu terjadi, Bapak terkena lumpuh total dan tak bisa bicara,” kata Saiful Hadi, putra almarhum-seperti dilansir oleh kompas.com.
SEDIKIT SEJARAH SINGKAT
Idham Chalid lahir 27 Agustus 1922 di Setui, dekat Kecamatan Kotabaru, bagian tenggara Kalimantan Selatan. Putra sulung dari lima bersaudara. Ayahnya H Muhammad Chalid, adalah seorang penghulu berasal Amuntai, Hulu Sungai Tengah, sekitar 200 kilometer dari Banjarmasin.
Prestasi luar biasa dari Idham Chalid pada usia 34 tahun dipercaya menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Dan jabatan ketua umum PBNU ini diembannya selama 28 tahun. Yaitu sampai 1984,- yang selanjutnya tongkat kepemimpinan PBNU digantikan oleh KH.Abdurrahman Wahid,-yang akrap disapa Gus Dur. Dan ditangan Gusdur inilah NU kembali ke Khittah 1926 atau NU kembali menegaskan diri sebagai ormas yang tidak terlibat politik praktis serta tidak berafiliasi terhadap partai mana pun.
Oleh pengurus PPP,- almarhum KH.Idham Chalid juga tercatat sebagai pendiri PPP. Setelah keluar dari dunia politik praktis orang tua dari Samsul Hadi ini melanjutkan kegiatan sehari-harinya di pesantren Daarul Maarif.
Selamat jalan KH.Idham Chalid,- karena tuhan telah memanggilmu kembali…
( Sumber : http://my.opera.com/etempos/blog )

KARANGAN BUNGA PENUHI RUMAH DUKA
Laporan Wartawan Tribunnews.com: Ferdinand

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana rumah mantan ketua MPR/DPR pada periode 1971-1977, KH Idham Chalid Bin Muhammad Chalid mulai dipenuhi pelayat. Karangan bunga di rumah duka di Jl. RS Fatmawati no 45 tampak memenuhi rumah yang tergolong asri ini.
Pantauan Tribunnews.com, karangan bunga berasal dari Herawati Boediono, AM Fatwa, Lukman Hakim Saifudin dan Keluarga Besar KPU. Sejumlah tokoh pun terlihat hadir seperti Tokoh NU Slamet Efendi Yusuf, Agum Gumelar (mantan menhub), Abdul Hafiz Anshori (ketua KPU), Amidhan (Ketua MUI).
Idham Chalid lahir di Satui, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, 27 Agustus 1921 lalu. Sebelum dipanggil menghadap ilahi, Idham tercatat sebagai politikus dan juga aktivis keagamaan di PBNU. Idham bahkan pernah menjadi Ketua Tanfidziyah Nahdlatul Ulama pada tahun 1956-1984.
Ketika NU masih bergabung dengan Masyumi pada 1950, Idham menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang Kalimantan Selatan. Dua tahun kemudian, Idham terpilih menjadi ketua Lembaga Pendidikan Ma'arif NU (1952-1956).
Selaku politikus, Idham pernah juga menjabat anggota DPR RIS pada 1949-1950. Beberapa jabatan menteri juga sempat disandang. Pada 1966, Idham merupakan anggota presidium Kabinet Ampera I dan Kabinet Ampera II. Setelah itu ia diangkat menjadi ketua MPR/DPR pada periode 1971-1977.
(Sumber : http://www.tribunnews.com)

PPP BERI KEHORMATAN PADA IDHAM CHALID
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Suryadharma Alie menganggap bahwa tujuh hari tahlilan yang dilakukan PPP untuk almarhum KH Idham Chalid merupakan bentuk penghormatan yang diberikan kepada orang telah berjasa terhadap Islam, Negara Indonesia, dan PPP.
"Kita sudah melaksanakan tahlilan dari hari pertama sampai ke tujuh, beliau merupakan deklarato PPP yang memiliki jasa besar terhadap Islam, PPP, dan Indonesia. Untuk itu kita beri kehormatan dengan memberi tahlilan dari hari pertama sampai ketujuh yang tepat pada hari ini," terang Surya saat ditemui di Sekretariat DPP PPP, Jakarta Pusat, Sabtu (17/7/2010).
Lebih jauh Surya pun menambahkan bila dalam acara ini sekaligus juga untuk mengumpulkan para pendahulu dan senior PPP untuk memberikan testimoni terhadap Idham Chalid. "Para senior PPP pun juga diundang untuk membuat testimoni selama mereka bersama-sama beliau (Idham Chalid),"ujarnya.

Tidak hanya itu saja, acara ini pun juga sekaligus dalam rangka memperingati isra mi'raj dan sekalian legislasi diantara kader PPP. "Biasanya kalu sudah berkumpul, kita pasti membicarakan partai,"ujarnya.
Dalam acara ini terlihat tokoh-tokoh penting selain Suryadharma Alie, Ahmad Bawazier pun turut juga hadir dalam acara ini dan sejumlah pengurus PPP lainnya.
Acara yang dibuka pukul 08.00 WIB, langsung disusul dengan acara tahlilan untuk almarhum KH Idham Chalid yang dipimpin KH Nur Muhamad Iskandar. Saat ini mulai memasuki acara kedua PPP yaitu peringatan isra mi'raj.
(Sumber : http://www.tribunnews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar