Petugas Haji Kloter 1 Embarkasi Banjarmasin 2010

Ketua Kloter (TPHI) : Drs.H.Munadi Sutera Ali, M.M.Pd. Pembimbing Ibadah : H.Sarmadi Mawardi,Lc.,S.Pd.I Dokter (TKHI) : dr.Hj.Nor Salehah Paramedis (TKHI) : H. Irpani,S.Kep Paramedis (TKHI) : H.Gunawan,S.ST. TPHD : Drs.H.Gazali Rahman,M.Si

Senin, 18 April 2011

GELAR PAHLAWAN YANG DIPERJUANGKAN

IDHAM CHALID PAHLAWAN, TUNGGU USULAN

ANAS URBANINGRUM MELAYAT JENAZAH IDHAM CHAID
Gelar pahlawan nasional untuk Dr KH Idham Chalid harus diusulkan secara resmi oleh Pemda tempat kelahiran, agar bisa segera diproses oleh Dewan Gelar dan Tanda Kehormatan.
Menurut Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri, pihaknya kini menunggu usulan resmi tersebut. Ia mengatakan, pihaknya mewarisi kearifan dan konsistensi tokoh sehingga perlu diteliti sejarah hidupnya secara rinci dan dinilai jasanya bagi kehidupan seluruh bangsa, bukan hanya bagi suatu kelompok/organisasi.
“Almarhum salah satu putra terbaik bangsa, bukan hanya pernah menjadi Ketua Umum PB NU dan pendiri PPP, tapi juga jadi Ketua DPR/MPR,” kata Mensos, Minggu malam (11/7) di Jakarta.
Almarhum Idham Chalid yang meningga dunia hari Minggu, sebenarnya telah mendapatkan bintang Mahaputra, sehingga berhak dimakamkan Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata. Namun, ujarnya, pihak keluarga meminta dimakamkan di Ponpes Darul Quran di Cisarua, Kabupaten Bogor, pagi ini (12/7).
Menurut Mensos, KH Idham Chalid adalah contoh figur politisi yang dekat dunia pendidikan dan keagamaan.
Usulan bagi gelar pahlawan untuk Idham Chalid disuarakan tokoh masyarakat Bogor, Hasanuddin. Di kota huja ini, semasa hidup almarhum pernah berdiam, tepatnya di Ciwaringin, Bogor Tengah, Kota Bogor selama bertahun-tahun.
Idham Chalid, ujar Hasanuddin, merupakan seorang pemimpin besar yang pernah dimiliki bangsa Indonesia dinilai layak dianugerahi tanda jasa sebagai pahlawan nasional, karena sepanjang hidupnya ia telah memberikan yang terbaik bagi bangsa ini.
“Kami berharap pemerintah memberikan apresiasi pada putra bangsa yang telah banyak berjuang untuk kepentingan nasional,” kata Hasanuddin, tokoh masyarakat Bubulak, Bogor.
Ditegaskannya bahwa tanpa keterlibatan Kiai Idham di kancah pergerakan nasional, Indonesia kemungkinan kini telah berubah menjadi negara dengan faham komunisme.
Pada tahun 1965-1966, saat Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan perlawanan terhadap pemerintah dan merencanakan pendirian negara komunis, Kiai Idham berdiri paling depan sebagai ujung tombak sipil dalam melakukan penumpasan gerakan makar PKI.
“Saya berharap pemerintah menghargai jasa para pahlawannya. Kiai Idham merupakan salah satu pahlawan yang pernah dimiliki Indonesia dan sudah sewajarnya beliau dianugerahi pahlawan nasional,” tegasnya.
Sementara itu, aktivis mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) Siti Prihatin mengatakan, Kiai Idham merupakan sosok pemimpin besar yang tidak hanya telah berkontribusi maksimal bagi bangsa ini namun selama hidupnya selalu memberikan keteladanan.
“Kiai Idham merupakan sosok pemimpin panutan. Beliau sosok pejuang yang tulus, lurus dan berani mempertaruhkan apapun untuk kepentingan bangsa dan agama,” katanya. (*an/bo)
( Sumber : http://matanews.com )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar