Petugas Haji Kloter 1 Embarkasi Banjarmasin 2010

Ketua Kloter (TPHI) : Drs.H.Munadi Sutera Ali, M.M.Pd. Pembimbing Ibadah : H.Sarmadi Mawardi,Lc.,S.Pd.I Dokter (TKHI) : dr.Hj.Nor Salehah Paramedis (TKHI) : H. Irpani,S.Kep Paramedis (TKHI) : H.Gunawan,S.ST. TPHD : Drs.H.Gazali Rahman,M.Si

Rabu, 29 Desember 2010

Haji

Haji adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah syahadat, shalat, zakat dan puasa. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaum muslim sedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat di Arab Saudi pada suatu waktu yang dikenal sebagai musim haji (bulan Dzulhijjah). Hal ini berbeda dengan ibadah umrah yang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.
Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Dzulhijjah ketika umat Islam bermalam di Mina, wukuf (berdiam diri) di Padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasi setan) pada tanggal 10 Dzulhijjah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari raya Idul Adha sebagai Hari Raya Haji karena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.

Definisi
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimologi bahasa Arab, kata haji mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara', haji ialah menuju ke Baitullah dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka'bah dan Mas'a(tempat sa'i), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa'i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina, dan lain-lain.

Latar belakang ibadah haji
Orang-orang Arab pada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sa'i, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara' (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Qur'an dan sunnah rasul. [2] Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutama nabi Ibrahim (nabinya agama Tauhid). Ritual thawaf didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritual sa'i, yakni berlari antara bukit Shafa dan Marwah (daerah agak tinggi di sekitar Ka'bah yang sudah menjadi satu kesatuan Masjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknya nabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunya nabi Adam dan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.

Jenis ibadah haji
Ritual haji, rukun Islam yang terakhir.Setiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.
Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Diantara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.
Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud :
• Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikan umrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram di miqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah.
• Haji tamattu', mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu' dapat juga berarti melaksanakan ibadah didalam bulan-bulan serta didalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal.
• Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejak miqat makani dan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sa'i.

Kegiatan ibadah haji
Berikut adalah kegiatan utama dalam ibadah haji berdasarkan urutan waktu:
• Sebelum 8 Dzulhijjah, umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
• 8 Dzulhijjah, jamaah haji harus bermalam di Mina. Sebelumnyanya pada pagi 8 Dzulhijjah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Pagi hari tanggal 8 Dzulhijjah, jamaah menuju Mina. Malam harinya, semua jamaah haji harus bermalam di Mina.
• 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jamaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jamaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jamaah segera menuju dan bermalam Muzdalifah.
• 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jamaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jamaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
• 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
• 12 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
• Sebelum pulang ke negara masing-masing, jamaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).

Lokasi utama dalam ibadah haji
Makkah Al Mukaromah
Di kota inilah berdiri pusat ibadah umat Islam sedunia, Ka'bah, yang berada di pusat Masjidil Haram. Dalam ritual haji, Makkah menjadi tempat pembuka dan penutup ibadah ini ketika jamaah diwajibkan melaksanakan niat dan thawaf haji.

Arafah
Kota di sebelah timur Makkah ini juga dikenal sebagai tempat pusatnya haji, yiatu tempat wukuf dilaksanakan, yakni pada tanggal 9 Dzulhijjah tiap tahunnya. Daerah berbentuk padang luas ini adalah tempat berkumpulnya sekitar dua juta jamaah haji dari seluruh dunia. Di luar musim haji, daerah ini tidak dipakai.

Mina
Tempat berdirinya tugu jumrah, yaitu tempat pelaksanaan kegiatan melontarkan batu ke tugu jumrah sebagai simbolisasi tindakan nabi Ibrahim ketika mengusir setan. Dimasing-maising tempat itu berdiri tugu yang digunakan untuk pelaksanaan: Jumrah Aqabah, Jumrah Ula, dan Jumrah Wustha. Di tempat ini jamaah juga diwajibkan untuk menginap satu malam.

Muzdalifah
Tempat di dekat Mina dan Arafah, dikenal sebagai tempat jamaah haji melakukan Mabit (Bermalam) dan mengumpulkan bebatuan untuk melaksanakan ibadah jumrah di Mina.

Madinah
Adalah kota suci kedua umat Islam. Di tempat inilah panutan umat Islam, Nabi Muhammad SAW dimakamkan di Masjid Nabawi. Tempat ini sebenarnya tidak masuk ke dalam ritual ibadah haji, namun jamaah haji dari seluruh dunia biasanya menyempatkan diri berkunjung ke kota yang letaknya kurang lebih 330 km (450 km melalui transportasi darat) utara Makkah ini untuk berziarah dan melaksanakan salat di masjidnya Nabi. Lihat foto-foto keadaan dan kegiatan dalam masjid ini.

Tempat Bersejarah
Jabal Nur dan Gua Hira
Jabal Nur terletak kurang lebih 6 km di sebelah utara Masjidil Haram. Di puncaknya terdapat sebuah gua yang dikenal dengan nama Gua Hira. Di gua inilah Nabi Muhammad saw menerima wahyu yang pertama, yaitu surat Al-'Alaq ayat 1-5.

Jabal Tsur
Jabal Tsur terletak kurang lebih 6 km di sebelah selatan Masjidil Haram. Untuk mencapai Gua Tsur ini memerlukan perjalanan mendaki selama 1.5 jam. Di gunung inilah Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar As-Siddiq bersembunyi dari kepungan orang Quraisy ketika hendak hijrah ke Madinah.

Jabal Rahmah
Yaitu tempat bertemunya Nabi Adam as dan Hawa setelah keduanya terpisah saat turun dari surga. Peristiwa pentingnya adalah tempat turunnya wahyu yang terakhir pada Nabi Muhammad saw, yaitu surat Al-Maidah ayat 3.

Jabal Uhud
Letaknya kurang lebih 5 km dari pusat kota Madinah. Di bukit inilah terjadi perang dahsyat antara kaum muslimin melawan kaum musyrikin Mekah. Dalam pertempuran tersebut gugur 70 orang syuhada di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Nabi Muhammad saw. Kecintaan Rasulullah saw pada para syuhada Uhud, membuat beliau selalu menziarahinya hampir setiap tahun. Untuk itu, Jabal Uhud menjadi salah satu tempat penting untuk diziarahi.

Makam Baqi'
Baqi' adalah tanah kuburan untuk penduduk sejak zaman jahiliyah sampai sekarang. Jamaah haji yang meninggal di Madinah dimakamkan di Baqi', letaknya di sebelah timur dari Masjid Nabawi. Di sinilah makam Utsman bin Affan ra, para istri Nabi, putra dan putrinya, dan para sahabat dimakamkan. Ada banyak perbedaan makam seperti di tanah suci ini dengan makam yang ada di Indonesia, terutama dalam hal peletakan batu nisan lihat Hikmah Ziarah ke Makam Baqi'.

Masjid Qiblatain
Pada masa permulaan Islam, kaum muslimin melakukan shalat dengan menghadap kiblat ke arah Baitul Maqdis di Yerussalem, Palestina. Pada tahun ke-2 H bulan Rajab pada saat Nabi Muhammad saw melakukan shalat Zuhur di masjid ini, tiba-tiba turun wahyu surat Al-Baqarah ayat 144 yang memerintahkan agar kiblat shalat diubah ke arah Kabah Masjidil Haram, Mekah. Dengan terjadinya peristiwa tersebut maka akhirnya masjid ini diberi nama Masjid Qiblatain yang berarti masjid berkiblat dua.(sm.)

Sabtu, 11 Desember 2010

Do'a Ketika Berhaji


1.            DO’A KELUAR RUMAH

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

        
(BISMILLAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAHI WALA HAULA WALA QUWWATA ILLA BILLAHI)
        
         Artinya:
         “Dengan nama Allah (aku keluar) aku bertawakal padaNya, dan tiada daya dan upaya kecuali karena pertolongan Allah
      
         BOLEH DITAMBAH :

اللهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ
        
(ALLAHUMMA INNI A’UDZUBIKA AN-ADHILLA AW-UDHOLLA AW-AZILLA AW-UZALLA AW-ADZLAMA AW-UDZLAMA AW-AJHALA AW-YUJHALA A’LAYYA)

         Artinya:
         “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu, jangan sampai aku sesat atau disesatkan setan atau yang berwatak setan, berbuat kesalahan atau dislahi, menganiaya atau dianiaya (orang) dan berbuat bodoh atau dibodohi” (HR. ASHABUSSUNAN, LIHAT SHOHI AT TIRMIZI 3/152, SHAHIH IBNU MAJAH 2/336).
      
2.            DO’A NAIK KENDARAAN

بِسْمِ اللهِ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ
(BISMILLAHI, ALLAHU AKBAR 3X, SUBHANALLADZI SAKHKHORO LANA HADZA WAMAKUNNA LAHU MUQRININ WA INNA ILA RABBINA LAMUNQOLIBUN)

Artinya:
”Dengan nama Allah, Allah maha besar 3X, maha suci Tuhan yang menundukkan kendaraan ini untuk kami, sedang sebelumnya kami tidak mampu, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami (di Hari Kiamat)”

3.            DO’A SAFAR (BERPERGIAN)

اللهم إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى, وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى, اللهم هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَأَطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ, اللهم أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي الأَهْلِ, اللهم إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالأَهْلِي

(ALLAHUMMA INNA NASALUKA FISAFARINA HADZAL BIRRA WATTAQWA, WAMINAL ‘AMALI MA-TARDHO, ALLAHUMMA HAWWIN ‘ALAINA SAFARANA HADZA WA’ATHWI ‘ANNA BU’DAHU, ALLAHUMMA ANTASSHOHIBU FISSAFARI WAL-KHOLIFATU FIL-AHLI, ALLAHUMMA INNI A’WWUDZU BIKA MIN WA’SAAISSAFARI WAKA’A-BATIL MANDDHORI WASUUIL MUNQOLABI FIMALI WALAHLI)

Artinya:
“Ya Allah sesungguhnya kami mohon kebaikan dan taqwa dalam berpergian ini, kami mohon perbuatan yang meredhokanmu, Ya Allah! Permudahkanlah perjalanan kami ini dan dekatkan jaraknya bagi kami, Ya Allah! Engkaulah teman dalam berpergian dan yang mengurus keluargaku, Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadamu dari kelelahan dalam berpergian, pemandangan menyedihkan dan perubahan yang jelek dalam harta dan keluarga” (HR. MUSLIM)

KALAU PULANG (KEMBALI) DO’A DIATAS DIBACA DITAMBAH

آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لَرَبِّنَا حَامِدُوْنَ

 (AAIBUNA TAIBUUNA AA’BIDUUNA LIRABBINA HAMIDUN)

Artinya:
“Kami kembali dengan bertaubat, tetap beribadah dan selalu memuji kepada Tuhan kami (HR. MUSLIM)

Membaca takbir (اللهُ أَكْبَرُ) ketika berjalan naik dan membaca tasbih (سُبْحَانَ اللهُ) ketika berjalan turun. (LIHAT HR BUKHORI DENGAN FATHUL BARI 6/135)

  1. NIAT UMROH
لَبَّيْكَ عُمْرَةً

(LABBAIK UMROH)
                                                                                                        NIAT HAJI
لَبَّيْكَ حَجًّا
(LABBAIK HAJJAN)

5.            TALBIYAH

لَبَّيْكَ اللهم لَبَّيْكَ – لَبَّيكَ لاَ شَرِيْكَ لَبَّيْكَ – إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ

(LABBAIK ALLAHUMMA LABBAIK – LABBAIKALAA SYARIIKA LABBAIK – INNALHAMDA WANNI’MATA LAKA WALMULKA LAA SYARIIKALAK)

Artinya:
“Saya memnuhi panggilan-Mu ya Allah, saya memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, saya memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya pujian, nikmat dan kerjaan itu adalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”

6.            BACAAN MEMULAI THOWAF

بِسْمِ اللهِ  وَاللهُ أَكْبَرُ, اللهم إِيْمَانًا بِكَ وَتَصًدِيًقًا بِكِتَابِكَ وَوَفَاءً بِعَهًدِكَ وَاتِّبَاعًا لِِسُنَّةِ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

(BISMILLAHI WALLAHU AKBAR ALLAHUMMA IMANAN BIKA WATASDIQON BIKITABIK WAWAFAA AN BI’AHDIK WATTIBA’AN LISUNNATI NABIYYIKA MUHAMMADIN SHOLLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM)
Artinya:
“Dengan nama Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah! Dengan beriman kepada-Mu, membenarkan Kitab-Mu (Al-Qur’an), setia kepada janji-Mu dan dengan mengikuti Sunnah Nabi-Mu (aku berthowaf di sekililing Ka’bah ini”

7.            BACAAN MEMULAI SA’I
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

(INNASSHOFA WALMARWATA MIN SYA ‘AAIRILLAHI FAMAN HAJJAL BAITA AWI’TAMARO FALA JUNAHA ‘ALAIHI AY-YAT THAWWAFA BIHIMA, WAMAN TATHOWWA’A KHOIRON FAINNALLAHA SYAKIRUN ‘ALIM)

Artinya:
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari Syi’ar Allah, maka barang siapa yang beribadah Haji ke Baitullah atau berumrah, maka tak ada dosa baginya mengerjakan Sa’I diantara keduanya, dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebaikan (kebajikan) dengan kerelaan hati. Maka sesungguhya Allah maha mensyukuri kebaikan lagi maha mengetahui”(Al-Baqoroh 158)

8.            BACAAN LONTAR JUMROH
اللهُ أَكْبَرُ
(ALLAHU AKBAR)    Artinya: “Allah maha Besar)

Dibaca dalam setiap melempa batu

9.            DO’A DI PADANG ARAFAH
ا
ُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً, إِنَّهُ لاََ يُحِبُّ  الْمُعْتّدِيْنَ

(UD’U ROBBAKUM TADHORRU’AN WAKHUFYAH, INNAHU LA YUHIBBUL MU’TADIN)

Artinya:
“ Berdo’alah kepada Rabbmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-A’Raaf: 55)

10.        DO’A MASUK MASJID

بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ اللهم افْتَحْ لِيْ أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

(BISMILLAHI WASSHOLATU WASSALAMU ‘ALA ROSULILLAHI ALLAHUMMAFTAHLI ABWAAB RAHMATIKA)

Artinya:
“Dengan nama Allah dan semoga Shalawat dan Salam curahkan kepada Rosulullah, Ya, Allah bukalah pintu-pintu RahmatMu untukku. (HR IBNU SUNNI NO 88, ABU DAUD LIHAT SHAHIH AL JAMI’ 1/528, MUSLIM 1/494)

11.        DO’A KELUAR MASJID

بِسْمِ اللهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ. اللهم إِنِّيْ أَسْأ لُكَ مِنْ فَضْلِكَ

(BISMILLAHI WASSHOLATU WASSALAMU ‘ALA ROSULILLAHI ALLAHUMMA INNI AS-ALUKA MIN FADHLIKA)

Artinya:
“Dengan nama Allah semoga Shalawat dan Salam terlimpahkan kepada Rasulullah Ya, Allah sesungguhnya aku minta kepadaMu dari karuniaMu”

12.        DO’A DIANTAR RUKUN YAMANI DAN HAJAR ASWAD

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِيْ الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(ROBBANA AATINA FIDDUNYA KHASANATAN WAFILAAKHIROTI KHASANATAN WAQINA ‘ADZABANNAR)

Artinya:
“Ya Tuhan kami berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di Akhirat. Dan perihalalah kami dari siksa api neraka” (AL-BAQOROH 201, HR IMAM AHMAD 3/11)

13.        DO’A MENUJU MAQOM (TEMPAT BERDIRI) NABI IBRAHIM UNTUK SHALAT SUNNAH 2 RAKA’AT
وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيْمَ مُصَلًّى
(WATTAKHIDZU MIMMAQOMI IBROHIMA MUSHOLLA)

Artinya:
“Dan jadikanlah sebagian Maqam Ibrahim tempat sholat (AL-BAQARAH 125, HR MUSLIM)

Disunnahkan membaca Surah Al-Kafirun pada Raka’at pertama (قل يا أيها الكافرون..........) dan Al-Ikhlas (قل هو الله أحد..............). pada raka’at kedua setelah membaca surah Al-Fatihah pada setiap raka’at.

14.        DO’A MENUJU SHOFA DAN MARWAH, KETIKA DEKAT DENGAN BUKIT SHOFA HENDAKNYA MEMBACA AYAT 158 SURAT AL-BAQARAH

إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْراً فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ

(INNASSHOFA WALMARWATA MIN SYA ‘AAIRILLAHI FAMAN HAJJAL BAITA AWI’TAMARO FALA JUNAHA ‘ALAIHI AY-YAT THAWWAFA BIHIMA, WAMAN TATHOWWA’A KHOIRON FAINNALLAHA SYAKIRUN ‘ALIM)

Artinya:
“Sesungguhnya Shafa dan Marwah adalah sebagian dari Syi’ar Allah, maka barang siapa yang beribadah Haji ke Baitullah atau berumrah, maka tak ada dosa baginya mengerjakan Sa’I diantara keduanya, dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebaikan (kebajikan) dengan kerelaan hati. Maka sesungguhya Allah maha mensyukuri kebaikan lagi maha mengetahui”(Al-Baqoroh 158)

Kemudian mengucapkan
أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللهُ بِهِ
(ABDA-U BIMAA BADA-ALLAHU BIHI)
Artinya:
“Aku mulai dengan apa yang Allah mulai”

15.        KEMUDIAN NAIK KEBUKIT SHOFA SAMPAI TERLIHAT KA’BAH LALU MENGHADAP KEKIBLAT DAN MENGUCAPKAN

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ. لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ أَنْجَزَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ. وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ

 (LA ILAAHAILLAHLLAH WALLAAHU AKBAR, LAAILAAHA ILLALLAH WAHDAHU LAA SYARIIKALAHU LAHUL MULKU WALAHUL HAMDU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI-IN QADIIR LAA ILAAHA ILLALLAH WAHDANJAZA WA’DAHU WA NASHORO ‘ABDAHU WA HAZAMAL AHZAABA WAHDAHU)



Artinya:
“Tidak ada satupun tuhan yang berhak disembah melainkan Allah. Dan Allah maha Besar, tidak ada satupun tuhan yang berhak disembah melainkan Allah sendiri, tidak satu sekutupun baginya, baginya segala kerajaan/kekuasaan dan baginya segala puji dan atas segal sesuatu maha berkuasa, tidak ada satupun tuhan yang berhak disembah melainkan allah semata, yang menyempurnakan janjinya dan menolong hambanya dan yang mengalahkan golongan-golongan (kafir) sendiri.

Kemudian selesai mengucapkan bacaan diatas, berdo’a yakni dengan do’a apa saja, Afdhal dari Rasulullah. Demikian diulang bacaan diatas sebanyak 3X, setelah setiap selesai berdo’a.

16.        DO’A ZIARAH KUBUR ROSULULLAH DAN DUA SHAHABAT BELIAU ABU BAKAR DAN UMAR BIN KHATTAB R.A.

01)              DO’A ZIARAH KUBUR ABU BAKAR RA

السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ

(ASSALAMU’ALAIKA YA RASULULLAH   WARAHMATULLAHIWABARAKAATUH)

02)              DO’A ZIARAH KUBUR UMAR BIN KHATAB RA
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا أَبَابَكْرٍ
(ASSALAMU’ALAIKA  YA ABA BAKRIN)

03)              DO’A ZIARAH KUBUR UMAR BIN KHATAB RA
السَّلاَمُ عَلَيْكَ يَا عُمَرَ
(ASSALAMU’ALAIKA  YA UMAR)

04)              DO’A ZIARAH KUBUR BAQI DAN LAINNYA

السَّلاَمُ عُلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ (وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ) أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةِ.

(ASSALAMU’ALAIKUM AHLADDIYAR MINAL MU’MININA WAL MUSLIMIN WA INNA INSYA ALLAH BIKUM  LAAHIKUN, }WAYARHAMULLAHU MUSTAQDIMINA MINNA WAL MUSTA’KHIRIN{ AS ALULLAHA LANA WALAKUML ‘AFIYAH)

Album Kenangan 13

Bu dr Norsalehah sesaat sebelum Shalat Hajat di Mesjid Syech Abdurrahman Syisyah

Jamaah mendengarkan pengarahan sebelum Shalat Hajat di Mesjid Syech Abdurrahman Syisyah

Jamaah mendengarkan pengarahan sebelum Shalat Hajat di Mesjid Syech Abdurrahman Syisyah

Pengarahan Ketua Kloter H Munadi sebelum Shalat Hajat di Mesjid Syech Abdurrahman Syisyah

Bimbingan Ibadah oleh TPIHI KH Sarmadi sebelum Shalat Hajat di Mesjid Syech Abdurrahman Syisyah

Mendengarkan Pengarahan dan bimbingan ibadah

Baca Yasin setelah shalat hajat

Bersalaman setelah shalat hajat

Bersalaman setelah shalat hajat (Terlihat TKHI Mas H Gunawan dan Mas H Irfani)

Bersalaman setelah shalat hajat

Bersalaman setelah shalat hajat

Bersalaman setelah shalat hajat

Kamis, 09 Desember 2010

Album Kenangan 12

Kenangan di Kemah Mina : H.Irfani - H Sarmadi - Abdurrahman (Maktab 10) - H.Munadi dan H Gunawan

H. Munadi dan H Gazali di Dekat Jamarat

H. Sarmadi - H. Munadi dan H Gazali di Dekat Jamarat

Kenangan di dekat Jamarat

Kenangan di dekat Jamarat

Tolong menolong antar jamaah setelah pulang dari jamarat

Petugas Kloter Musyawarah sambil menikmati sahe di Mina

Petugas Kloter Musyawarah sambil menikmati sahe di Mina

Petugas Kloter Musyawarah sambil menikmati sahe di Mina

Makan Nasi Matgut dan Nasi Mandi dalam kebersamaan

Album Kenangan 11

Petugas Kloter Menunggu Jemputan Bus Arafah-Muzdalifah

Pengarahan Sebelum Wukuf  oleh Ketua Kloter